Mempercepat Konstruksi Pada Bangunan Bertingkat Dengan Aluma Flying Table
Konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana dan prasarana yang meliputi pembangunan gedung. Konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur.
Salah satu jenis konstruksi yang ada yaitu konstruksi beton. Konstruksi beton merupakan konstruksi dengan bahan campuran yang terdiri dari agregat halus dan agregat kasar yang di campur dengan air dan semen sebagai pengikat dan pengisi serta ditambahkan pula zat addictive. Dalam pelaksanaan konstruksi beton terdapat tiga komponen utama yang harus direncanakan yaitu campuran beton, penulangan beton dan bekisting.
Bekisting merupakan alat bantu sementara yang memegang suatu peranan penting karena pekerjaan ini akan menentukan posisi, ukuran serta bentuk dari beton yang dicetak. Bekisting juga berfungsi sebagai struktur penyangga sementara bagi seluruh beban yang ada sebelum struktur beton berfungsi penuh.
Kesalahan dalam perencanaan pengadaan atau pengelolaan bisa menyebabkan keterlambatan atau bahkan kegagalan proyek. Apalagi jika proyek yang dikerjakan berskala besar seperti bangunan gedung bertingkat tinggi.
Tuntutan perkembangan akan pekerjaan bekisting untuk pekerjaan struktur beton, memicu berkembangnya berbagai macam sistem dan metode bekisting pada suatu pekerjaan konstruksi. Jenis dan tipe bekisting di bagi menjadi tiga tipe yaitu bekisting konvensional atau tradisional, bekisting setengah sistem dan bekisting sistem.
Pada pembahasan ini jenis bekisting yang digunakan termasuk kedalam jenis bekisting sistem yaitu metode flying table atau aluma yang merupakan bekisting baru di dunia konstruksi dengan kelebihan pekerjaan lebih cepat diselesaikan jika dibandingkan dengan jenis bekisting lainnya dan tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Pada tahun 1972, aluma flying table sudah diakui dan diterima diseluruh dunia. Aluma merupakan hasil rekayasa engineering bidang konstruksi, khususnya bidang bekisting baik modular untuk kolom, balok maupun untuk plat lantai yang mempunyai tipe yang tipikal.
Bekisting flying table ini suatu bentuk bekisting siap cor yang merupakan suatu rangkaian dari shoring yang mempunyai bentuk seperti meja yang dapat dipindah pindah secara melayang dengan menggunakan tower crane dan dapat dipergunakan lagi dengan cara mengendorkan, melepas dan kemudian memasang kembali karena menggunakan sisitem modular.
Dengan sistem ini, pekerjaan bangunan bertingkat dapat diselesaikan dengan cepat, murah, mudah aman dan menghemat biaya dibandingkan dengan bekisting lainnya. Karena itu diperlukan perhitungan yang matang mengenai biaya dan waktu dalam perencanaan bekisting sehingga diperoleh hasil perencanaan yang efektif dan efisien.
Bekisting flying table terbuat dari bahan alumunium mutu tinggi sehingga alat ini tergolong ringan tetapi tetap kuat menahan beban yang cukup besar. Pemilik produk aluma ini dengan sistem flying table di Indonesia satu-satunya dimiliki oleh kontraktor Totalindo Eka Persada.
Syarat-syarat digunakan flying table adalah sebagai berikut:
- Elevasi perlantai suatu bangunan konstan atau tetap.
- Dimensi perlantai untuk pelat dan balok selalu sama.
- Elevasi bersih minimal 2,5 m+ tinggi balok.
- Elevasi bersih maksimal disesuaikan dengan berat sampai dimana frame paling bawah menahan beban yang ada.
- Harus tersedia tower crane.
Berikut beberapa macam jenis pengangkut flying table :
1. Trooly
Trooly digunakan untuk mengangkut bekisting flying table yang sudah dibongkar ke plat form yang terjangkau oleh tower crane.
2. Goose Nack / Lifting Device
Keduanya mempunyai fungsi yang sama hanya saja bentuknya yang berbeda. Fungsinya sebagai alat bantu untuk mengangkut flying table dari lantai bawah ke lantai di atasnya dimana posisi goose nack / lifting device ini mengikat pada seling tower crane.
3. Tower Crane
Tower crane merupakan alat bantu angkat yang paling penting dalam penggunaan sistem flying table karena saat perpindahannya, sistem ini tidak dapat diangkat dengan tenaga manusia.
Setelah table form diangkat dengan coose nack dari tempat pabrikasi menggunakan tower crane, kemudian diletakkan pada as atau tempat yang telah ditentukan sesuai dengan jenis flying table itu untuk plat atau balok. Setelah posisinya tepat, flying table diturunkan oleh coose nack.
Demikian seterusnya sampai semua flying table terpasang semua. Kemudian dilakukan penyetelan terhadap posisi flying table karena waktu penurunan table form posisinya belum tepat dan benar. Penyetelan dilakukan untuk mengatur jarak dari as ke as maupun ketinggiannya dengan cermat dan teliti sesuai dengan yang direncanakan. Barulah dilakukan pembesian setelah itu lantai dan balok benar-benar siap dicor.
Pelaksanaan pabrikasi aluma dilakukan secara langsung diproyek, bahan yang digunakan adalah baja yang dicampur dengan serbuk besi. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi fabrikasi aluma ini adalah:
- Lokasinya luas
- Mudah di jangkau oleh tower crane
- Dekat dengan tower yang akan dibangun
- Keadaan tanah pada lokasi sudah dipadatkan atau diaspal, fungsinya untuk berdirinya table aluma yang sudah disusun setengahnya.
Dalam pabrikasi flying tabel hal yang harus diperhatikan selain lahan dan material adalah peralatan. Baik peralatan utama maupun peralatan bantu. Jenis peralatan yang harus disiapkan dalam pabrikasi adalah:
- Pensil
- Penggaris siku
- Waterpass
- Mesin ketam (penghalus)
- Hand Bor 19mm
- Mata Bor 19mm
- F.clamp
- Mesin Impact Wranch
- Circular Saw
- Screw Driver
- Palu (Hammer) 1 kg
- Slang Air 7-10 m.
- Meteran
- Unting-unting
- Long Socket
- Gergaji Manual
Langkah Kerja Fabrikasi Bekisting Balok dan Pelat Lantai
Langkah kerja fabrikasi bekisting balok dan pelat lantai sebagai berikut:
- Pembuatan bekisting balok dan pelat lantai dikerjakan dilos kerja kayu, yaitu pemotongan polywood sesuai dengan luas sisi balok dan pelat lantai.
- Untuk perkuatan arah memanjang pada sisi balok, dipasang kayu kaso 5/7 secara vertical setiap 50cm dengan cara memaku kedalam polywood. Sedangkan bagian atas dan bawah balok dipasang kayu kaso 5/7 arah horizontal.
- Pada bekisting pelat lantai, pemasangan polywood disatukan dengan rangkaian aluma beams dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.
- Pemasangan screw jack yang sudah diatur ketinggiannya. Kemudian screw jack di masukkan kedalam staff.
- Pemasangan staff kedalam outer leg dengan cara memasukkan U-pin kedalam lubang yang terdapat pada keduanya.
- Pemasangan spandrel/truss arah memanjang table form. Pemasangan ini dilakukan dengan mengencangkan baut antara spandrell/truss dengan crossbrace connector.
- Pemasangan strongback diatas spandrel/truss dengan cara memasang aluma clamp kemudian dikencangkan dengan baut.
- Pemasangan crossbrace connectors diantara ke dua rangkaian table form.
- Pemasangan aluma beams/stringer yang menghubungkan spandrels dengan aluma joist (bagian dari bekisting pelat lantai) ke arah memanjang table form.
- Pemasangan aluma beams/stringer yang menghubungkan spandrels dengan aluma joist (bagian dari bekisting pelat lantai) ke arah memanjang table form.
Aluma table form terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
- Screwjack (pengatur ketinggian table form)
- Staff (tiang penyangga table form)
- Spandrels/truss (balok memanjang penahan beban)
- Crossbrace Connectors (pengaku dan penghubung antar spandrels/truss)
- Aluma beam /stringer (balok melintang sebagai perata beban)
Untuk menyangga table form saat pebongkaran dibutuhkan suatu alat yang memiliki sistem seperti dongkrak dan dinamakan alumalite lowering device. Alat ini mempunyai sebuah pelat penyangga yang bisa dinaikkan dan diturunkan.
Saat menyangga spandrels, pelat harus dikunci dengan menempatkan bolt pada lubangnya sesuai dengan ketinggiannya. Selain alumalite lowering device ada juga roda untuk membantu mengeluarkan table form.
Metode pelaksanaan pemasangan bekisting aluma table system
Adapun metode pelaksanaan pemasangan bekisting aluma table system adalah sebagai berikut:
- Setelah aluma table selesai disusun kemudian sebagian bekisting untuk plat lantai dipasang di atas aluma table.
- Table aluma yang sudah siap dipasang kemudian di ikat bagian tepi untuk diangkat menggunakan tower crane.
- Saat flying kaki dari table atau screw jack harus dalam posisi dipendekkan, untuk menjaga jika base plat jatuh pada waktu flying.
- Jika sudah di atas atau berada pada posisi yang diinginkan maka dilanjutkan memasang bekisting hingga terpasang semua.
- Setelah itu dipasang pembesian kemudian di cek oleh surveyor untuk memastikan bahwa sudah tidak ada plat yang miring, bekistingnya sudah terpasang semua dan sesuai elevasi.
Pemasangan aluma table dimulai dari pemasangan sling tower crane ke aluma table, kemudian tower crane mengangkat aluma table ke tempat plat denah tower yang akan dipasang sesuai dengan tipe table.
Pengangkat yang digunakan adalah tower crane. Sebelum diletakkan pada denah tower yang telah ditentukan table diturunkan Kurang lebih 1 meter dari denah tower sampai terjangkau oleh pekerja, kemudian aluma table disetting dipenempatan denah tower, kemudian menentukan elevasi lantai, pemasangan bottom ekstention dan screwjack, dan pelepasan sling tower crane.
Pembongkaran dilakukan dengan cara melepaskan bottom ekstention dan screwjack terlebih dahulu kemudian pemasangan lowring deffence untuk penurunan table, pemasangan sling tower crane, kemudian pemasangan single gold untuk pendorongan table keluar dari tower.
Setelah pembongkaran dan pendorongan table keluar tower selanjutnya dilakukan flying atau pengangkatan table kemudian setelah table diangkat, table kemudian ditempatkan pada lantai berikutnya.
Teknologi flying table dapat mengurangi siklus kerja proyek dari sepuluh hari mejadi siklus tiga hari. Peningkatan kinerja yang ditawarkan oleh aluma memiliki dampak yang signifikan dan langsung mengurangi biaya proyek, waktu, peralatan dan tenaga kerja. Sehingga teknologi aluma ini menjadi keuntungan yang menarik untuk kontraktor yang bekerja pada jadwal yang ketat atau anggaran.
Komentar